Ini Dia Penghargaan "Bintang Shakti" Yang Diterima Oleh L. B Moerdani dan Teddy Rusdy Secara Terpisah
Sumber : Kaskus |
Karena jasa-jasanya
di medan pertempuran yang melebihi dari panggilan tugasnya, Teddy Rusdy dan
L.B. Moerdani pun mendapatkan penghargaan “Bintang Shakti” pada tahun 1964. Namun,
penyerahan penghargaan itu pun diterima oleh keduanya dengan upacara yang
terpisah. Pasalnya pada saat itu L.B. Moerdani sedang berada di Istana Negara
sedangkan Teddy Rusdy berada di pangkalan Udara Iswahyudi Madiun.
Seminggu
sebelum upacara penutupan pendidikan Sesko ABRI Bagian Laut I atau setelah 10
tahun penerimaan penghargaan “Bintang Shakti” tersebut, giliran Mayor Jenderal
L.B. Moerdani sebagai Asisten Intelijen HanKam/Asisten Intelijen Kopkamtib, dan
perwira tinggi Markas Besar HanKam /ABRI memberikan ceramah pembekalan untuk
kelas terakhir dengan judul “Peristiwa Malari 1974”.
Teddy Rusdy
yang memiliki kebiasaan mencatat, meneliti dan membuat analisis pribadi
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam skala nasional dan internasional
itu pun menyimak dengan antusias.
Sesi
pertanyaan pun dibuka oleh L.B. Moerdani selaku pemberi ceramah pembekalan “Peristiwa
Malari 1974”. Dengan antusiasnya Teddy pun mengungkapkan analisisnya mengenai
tema dari ceramah pembekalan yang disampaikan oleh L.B. Moerdani tersebut. Menurut
Teddy, peristiwa tersenut adalah kejadian huru-hara pertama dan terbesar pada
era kepemimpinan Presiden Soeharto. Selain hal tersebut masih banyak analisis
dan penilaian lain yang disampaikan oleh Teddy Rusdy.
Untuk
mendapatkan tanggapan dari L.B. Moerdani pada sesi pertanyaan tersebut, Teddy sengaja
mengemas analisisnya dengan pernyataan bahwa peristiwa malari tersebut
merupakan kesalahan dari intelijen karena Presiden Soeharto sebagai Kepala
Pemerintahan mendapat dua laporan perkiraan intelijen yang bertolak belakang.
Teddy saat
itu bertanya mengapa faktor tersebut sama sekali tidak diuraikan dalam materi
ceramah pembekalan yang diberikan oleh Jenderal L.B. Moerdani? Dengan semua
analisis dan penilaian yang disayangkan oleh dirinya, dan pertanyaan yang
dilontarkan oleh Teddy pun dinilai sangat berani.
Kenapa bisa
dinilai sangat berani? Pertama, disebabkan posisi TNI-AU pasca peristiwa G30S
165 dengan dinyatakannya bahwa Lasamana Omar Dhani sebagai Pimpinan TNI-AU
terlibat dan dihukum oleh suatu kenyataan dan beban berat kepada TNI-AU agar
berprilaku “nurut” dan “low profile”.
Kedua,
Teddy berani mempertanyakan politik yang bisa dibilang tingkat tinggi tentang “persaingan”
dua orang jenderal kepercayaan Presiden Soeharto. Ketiga, pertanyaan yang disampaikan
Teddy Rusdy sama saja dengan mengatakan bahwa materi ceramah pembekalan tentang
Peristiwa Malari yang dibawakan oleh L.B. Moerdani tersebut tidak tepat atau
tidak transparent karena ada faktor penting yang disembunyikan.
Comments
Post a Comment